Postingan

KITAB HADITS BUKHORI, HADITS NO.1

  حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَ ا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa  Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata,  Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi,  bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata;  saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar

Serba serbi Pesantren Boarding School

Mengutip dr cerita seorang ibu di fb:........... Pertamakali dapat kabar dipondok, altaf sangat ceria dan aktif. Tiba-tiba semuanya berubah kacau. Altaf menangis terus minta pulang. Hati  ibu siapa yang enggak gamang dapat info dari pondok dan ditelepon dengar anaknya menangis.... Hari kunjungan pertama datang, maksud hati untuk menghibur, tapi ternyata kondisinya malah makin hancur. Belum lagi tekanan dari sana sini mulai muncul, bu kalau anaknya begini terus nanti pengaruh ke yang lain, bawa pulang aja dulu nanti kalau sudah tenang baru balikin lagi biar gak ganggu yang lain, nanti yang lain ikutan gitu juga kan repot kitanya. Ini kali dipaksa ya bu masuk pondok? Jangan dipaksa bu, jadinya malah gini. Ini anak dimanja banget kali ya bu? Kalau dimanja ya susahlah.. malah ganggu yang lain ada juga yang bilang, udah bu tinggalkan aja anaknya nanti malah makin aleman,  berbagai komentar sesama orang tua pun bikin kita sebagai ibu makin terpuruk. Sepanjang perjalanan pulang, sepanjan

RINGKASAN PEMBAHASAN I'TIKAF

󾔧 RINGKASAN PEMBAHASAN I’TIKAF 󾫺 Pertama: Makna I’tikaf I’tikaf maknanya adalah, لزوم مسجد جماعةٍ، بنيةٍ لعبادة الله فيه، من شخص مخصوص، بشروط مخصوصة، على صفة مخصوصة، في زمن مخصوص “Berdiam diri di masjid umum yang diadakan padanya sholat berjama’ah dengan niat beribadah kepada Allah ta’ala di masjid tersebut, yang dilakukan oleh orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu, tata cara tertentu, di waktu tertentu.” [Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 450-451] Akan datang insya Allah penjelasan lebih detail di poin-poin berikut tentang orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu, tata cara tertentu dan waktu tertentu. 󾫺 Kedua: Syarat-Syarat I’tikaf 󾭊 Syarat Pertama: Islam, karena ibadah orang kafir tidak sah, sebagaimana firman Allah ta’ala, وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُورًا “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka (orang-orang kafir) kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” [Al-Furqon: 23] Dan fi

Tafsir QS AlFatihah ayat 1-3

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang [1] [1] Maksudnya adalah "Saya memulai membaca surat Al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah sambil memohon pertolongan kepada-Nya agar dapat membaca firman-Nya, memahami maknanya dan dapat mengambilnya sebagai petunjuk." Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan, menaiki kendaraan, membaca Al Qur'an di awal surat, masuk dan keluar masjid, mengunci pintu, masuk dan keluar rumah, menulis surat, hendak berwudhu' dan sebagainya. Allah ialah nama Zat Yang Mahasuci, yang satu-satunya berhak disembah dengan sebenarnya disertai rasa cinta, takut dan berharap kepada-Nya, Zat yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah memiliki rahmat (kasih-sayang) yang luas mengena kepada semua mak

Uwais Al Qarni

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan. "Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan. Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uw

Persaudaraan Mukmin

Gambar
Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu. Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka. Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata : "Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!" "Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !". Umar segera bangkit dan berkata : "Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?" Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata : "Benar, wahai Amirul Mukminin." "Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar. Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya : "Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat u

Orang Baik...

# RENUNGAN PAGI # 🍁 Orang Baik MENGAPA ORANG BAIK SERING TERSAKITI? Karena orang baik selalu MENDAHULUKAN orang lain... dalam ruang kebahagiaannya...ia tak menyediakan untuk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit. MENGAPA ORANG BAIK KERAP TERTIPU? Karena orang baik selalu MEMANDANG orang lain tulus seperti dirinya.... ia tak menyisakan sedikitpun prasangka buruk bahwa orang yang ia pandang penyayang mampu mengkhianatinya MENGAPA ORANG BAIK KERAP DINISTA? Karena orang baik tak pernah DIBERI kesempatan membela dirinya... ia hanya harus menerima.. meski bukan dia yang memulai perkara MENGAPA ORANG BAIK SERING MENETESKAN AIR MATA? Karena orang baik tak ingin MEMBAGI kesedihannya.... ia terbiasa mengobati sendiri lukanya...dan percaya bahwa suatu saat Allah kan mengganti kesedihannya. NAMUN ORANG BAIK TAK PERNAH MEMBENCI YANG MELUKAINYA. Karena orang baik selalu MEMANDANG bahwa di atas semua, Allah-lah hakikatnya. Jika Allah menggiringnya...bagaimana ia akan mendebat kehe